PERPECAHAN UMAT DAN KARAKTERISTIK AQIDAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH
Sudah dijelaskan pada edisi terdahulu bahwa mempelajari aqidah yang benar dan berdakwah untuk mengajak manusia kepadanya merupakan suatu kewajiban yang sangat agung dan merupakan perkara terpenting dalam kehidupan manusia sebab diterima atau tidaknya suatu amal dan bahagia atau tidaknya dalam kehidupan didunia dan akhirat tergantung pada benar dan tidaknya aqidah seseorang.
Aqidah yang benar yang dicerminkan dalam aqidah ahlus sunnah wal jama’ah merupakan aqidah yang diridhai oleh Allah I, sebab selaras dengan fithrah dan akal sehat.
Apabila kita mempelajari kandungan aqidah ini dan melihat kenyataan umat zaman sekarang dimana pengaruh-pengaruh negatif dari berbagai unsur telah merubah keyakinan dan pola fikir kebanyakan manusia dan demikian juga dengan kaum muslimin, sehingga tidak sedikit dari keyakinan-keyakinan yang ada justru bertentangan dengan nilai-nilai akidah yang benar namun justru keyakinan itulah yang dianggap benar.
Oleh karenanya agar kita tidak keliru dam beraqidah dan tetap berada dalam jalan yang diridhai oleh Allah I, maka kita perlu mengetahui kenapa atau sebab adanya keyakinan-keyakinan yang menyimpang dalam umat islam yang berujung pada perpecahan diantara mereka dan akhirnya berkelompok-kelompok sesuai dengan keyakinan masing-masing, dan kitapun perlu mengetahui perbedaan yang ada diantara kelompok-kelompok tersebut dan secara khusus karakteristik dari akidah ahlussunnah wal jama’ah sehingga kita dapat mengenal mana yang menyimpang dan mana yang wajib untuk diikuti.
- Sebab-sebab terjadinya perpecahan
- Rencana jahat para pemeluk agama lain baik dari ahli kitab ( yahudi dan nashrani ) maupun kaum musyrikin pada umumnya.
Mereka berusaha memecah belah kaum muslimin karena hasad yana ada pada diri-diri mereka terhadap islam dan kaum muslimin, sebagaimana hal itu diisyaratkan oelh Allah I didalam firman-Nya :
وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ
Artinya : “Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran.” ( QS Al Baqarah : 109 )
Dan dalam firman-Nya yang lain :
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
Artinya :”Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.” ( QS Al Baqarah : 120 )
- Munculnya orang-orang yang mengedepankan hawa nafsu, yaitu orang-orang yang mencari keuntungan dengan adanya perpecahan umat, sehingga setiap nash baik dari Al Qur’an maupun hadits Nabi ryang berkaitan dengan kepentingan pribadi dan kelompok dipahami dengan hawa nafsu mereka, dan orang-orang semacam ini selalu ada dan bermunculan setiap masa bahkan dari sejak sebelum Allah I mengutus Nabi-Nya r dan menurunkan Kitab-Nya, khususnya pada Bani Israil, karena bahaya yang besar akan keberadaan mereka ini bagi islam dan kaum muslimin maka Allah I sudah memperingatkan Nabi-Nya r untuk tetap berpegang teguh dengan Al Qur’an dan tidak mengikuti orang-orang yang mengedepankan hawa nafsu, Allah I berfirman :
ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِنَ الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
Artinya :” Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.” ( QS Al Jatsiyah : 18 )
Mereka mengajak manusia kepada penyimpangan dalam agamadari sisi pemahaman atau lebih mengutamakan syahwat sehingga meninggalkan nilai-nilai agama.
- Al Jahlu ( tidak tahu atau tidak paham tentang agama )
Al Jahlu merupakan penyakit berbahaya yang menimpa umat manusia sehingga mereka jauh dari nilai-nilai agama dan amalannya, yang dimaksud dengan Al Jahlu disini adalah tidak mau tahu tentang dasar-dasar agama, dan bukan sekedar tidak tahu sebab mungkin seseorang tahu tentang suatu aturan tapi enggan untuk mengikuti aturan tersebut, maka inipun termasuk kedalam Al Jahlu, dan yang demikian banyak menimpa manusia zaman sekarang sehingga orang-orang awam bila diingatkan maka mereka akan menjadikan orang-orang ini sebagai alasan untuk tidak mengikuti aturan dan nilai-nilai agama, maka inilah musibah yang sangat besar yang menimpa kaum muslimin zaman ini, sebab berawal dari sinilah kemudian perpecahan berkembang dengan pesat.
- Keliru dalam metode mempelajari agama, yang dimaksud disini adalah mempelajari agama hanya dari buku-buku semata apalagi hanya sekedar buku terjemah, sebab diantara kekhususan ilmu-ilmu islam adalah harus dipelajari melalui penjelasan guru secara langsung, sebab bila tidak maka akan terjadi banyak kerancuan sehingga berakibat munculnya perpecahan karena keliru dalam memahami suatu ilmu yang dipelajari.
- Tidak peduli dengan fikih khilaf, yaitu mengetahui dan memahami tentang hukum-hukum khilaf ( perbedaan pendapat ) diantara kaum muslimin khusunya para ulama , dampak negatifnya, mana saja yang boleh diperselisihkan dan mana yang tidak boleh, dan kapan vonis hukum ditetapkan dan siapa yang berhak menetapkan.
Sehingga ketika dalam perbadaan pendapat masing-masing kubu tidak mau tahu dengan masalah ini maka berujung pada perpecahan diantara kaum muslimin.
Sehingga masalah-masalah khilaf yang harusnya hanya orang-orang alim saja yang membicarakannya berubah menjadi siapapun boleh bicara dan bersikap, seakan- akan mereka semua adalah para ulama.
- Sikap keras dan melampaui batas tanpa melihat batas-batas hukum syar’i
Yaitu sikap mempersempit diri dan orang lain dalam penerapan hukum-hukum syar’i, atau bersikap kepada orang lain dengan sikap berlebihan yang tidak ditetapkan oleh syariat, sebab agama ini ditetapkan diatas hukum-hukum syariat yang diambil dari kitab Allah I dan sunnah Nabi-Nya r dengan memperhatikan kemudahan pelaksanaan sesuai dengan kemampuan manusia dan membuang jauh-jauh beban yang tidak dimiliki kemampuannya, menganjurkan agar diambilnya rukhsah pada tempat-tempatnya, berprasangka baik dan berbuat baik kepada orang lain, selalu memberi udzur kepada mereka,dan memberi nasehat dan maaf kepada mereka, inilah hukum asal yang berlaku dalam muamalah sesama muslim.
- Munculnya bid’ah dalam agama, baik dalam masalah akidah, atau ibadah atau hukum atau lainnya.
- Adanya Ashabiyah ( fanatisme golongan ) baik yang berkaitan dengan kelompok, suku, madzhab partai atau apapun, khususnya bila berkaitan dengan urusan dakwah, sebab hal tersebut membuat orang-orang awam bingung sebab masing-masing golongan atau kelompok membenarkan diri mereka dengan ashabiyah ini dengan mengatasnamakan agama.
- Pengaruh filsafat dan pemikiran-pemikiran yang menyimpang yang diadopsi dari agama lain atau negeri-negeri non islam sehingga dapat mempengaruhi kemurnian pemahaman islam baik secara akidah, ibadah, akhlak maupun hukum.
Oleh karenanya kalau kita perhatikan kebanyakan kelompok-kelompok dakwah dalam islam, dasar-dasarnya diambil dari agama-agama yang ada sebelum islam.
- Kurangnya kepedulian terhadap setiap penyimpangan yang terjadi sejak awalnya sehingga lambat laun menjadi besar dan merebak.
- Tidak dihidupkannya Syiar Amar ma’ruf Nahi mungkar, sehingga segala hal yang ma’ruf ( kandungan syariat ) ketika sedikit demi sedikit ditinggalkan lambat laun akan berubah secara penilaian kebanyakan orang menjadi sesuatu yang mungkar dan sebaliknya ketika sesuatu yang mungkar ( secara syariat ) dibiarkan walaupun awalnya kecil lambat laun ketika dianggap sebagai sesuatu yang biasa sehingga berubah dalam penilaian kebanyakan orang menjadi sesuatu yang ma’ruf ( biasa ).
- Karakteristik Aqidah Ahlussunnah wal Jama’u
Bila kita memperhatikan dan mengkaji dengan seksama kita akan menjumpai bahwa setiap kelompok yang ada dalam islam secara akidah memiliki kekhususan dan karakter yang berbeda dengan selainnya, hal ini tentu disebabkan oleh pengaruh-pengaruh yang sudah disebutkan dalam penjelasan diatas.
Namun tidak demikian dengan akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Ahlus Sunnah wal Jama’ah memiliki akidah yang berbeda dengan setiap kelompok yang menyandarkan diri mereka kepada islam bahkan walaupun mereka menyebut diri mereka sebagai Ahlus Sunnah wal Jama’ah, hal ini disebabkan karena Akdah Ahlus Sunnah wal Jama’ah secara murni diambil dari dua sumber yang tidak mungkin diragukan kebenarannya yaitu kitab Allah Al Qur’an dan Sunnah Nabi r yang shahih, sedangkan selainnya menyandarkan dasar-dasar akidah mereka kepada Akal atau filsafat atau hawa nafsu yang jauh dari kebenaran sama sekali.
Diantara karakteristik akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah sebagai berikut :
- Dasar pengambilannya hanya dari wahyu Allah Ibaik dari Al Qur’an maupun hadits-hadits Nabi r yang shahih, dan ijma’ para ulama salaf, dasar ini tidak pernah berubah atau diganti selamanya sampai terjadinya hari kiamat, dan tidak dari selainnya baik dari akal atau filsafat atau hawa nafsu.
- Tegak diatas penerimaan secara penuh terhadap berita yang disampaikan oleh Allah Iataupun Rasul-Nya rdan pembenaran terhadapnya khususnya dalam masalah-masalah ghaib sebab Aqidah islam adalah aqidah ghaib, dan membenarkan perkara ghaib termasuk sifat dari sifat-sifat orang beriman, sebagaimana disebutkan didalam firman Allah I:
آلم * ذَلِكَ الْكِتَابُ لا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
Artinya :”Aliflaammiin, Kitab (Al Quran) initidakadakeraguanpadanya; petunjukbagimereka yang bertaqwa.” ( QS Al Baqarah : 1-2 )
Sedangkan perkara ghaib tidak dapat dijangkau oleh akal atu ilmu manusia seluas apapun, oleh karenanya Ahlu Sunnah wal Jama’ah senantiasa berpatikan kepada apa yang disebutkan dalam Al Qur’an atau Sunnah Nabi r dan ijma’ ulama salaf dalam menetapkan masalah-masalah aqidah, berbeda dengan orang-orang yang cenderung kepada hawa nafsu atau filsafat atau ilmu kalam, dimana mereka lebih cenderung untuk mendalami masalah-masalah aqidah yang tidak dimiliki kemampuannya oleh mereka.
- Sesuai dengan ketentuan fithrah dan akal yang sehat
Hal ini disebabkan karena masalah-masalah akidah adalah masalah-masalah yang tidak dapat ditetapkan oleh akal semata atau ijtihad, akan tetapi harus dengan cara mengikuti petunjuk Allah I dan Rasul-Nya r dan apa yang disepakati oleh para ulama salaf terdahulu, dan tentunya tidak akan berseberangan dengan apa yang ditetapkan oleh fithrah dan akal sehat, berbeda dengan selainnya yang menetapkan masalah-masalah akidah dengan keraguan dan kebimbangan jauh dari apa yang dituntut oleh fithrah atauakal sehat.
- Sanadnya langsung terhubung dengan Rasulullah rdan para sahabat beliau y serta para imam yang datang setelah mereka, baik secara ilmu, ucapan perbuatan atau keyakinan, dan kalau kita kaji dan cermati maka tidak ada satupun dari dasar-dasar akidah yang tidak etrhubung sanadnya dengan sumber aslinya.
- Jelas, mudah dipahami dan tidak berbelit-belit, tidak ada satupun yang berbau filsafat atau sesuatu yang tidak jelas, berbeda dengan akidah selainnya yang berbelit-belit dan penuh dengan teka-teki.
- Tidak ada keraguan sedikitpun atau sesuatu yang saling bertolak-belakang, hal ini disebabkan karena sandarannya adalah wahyu Allah I, jauh dari unsur-unsur kekufuran, kesyirikan atau bid’u dalam bentuk apapun.
- Merupakan sebab datangnya pertolongan Allah I, kelapangan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
- Merupakan aqidah pemersatu, hal ini karena aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah aqidah yang mengajak kepada satunya kalimat diantara manusia, sebagai hal itu diperintahkan oleh Allah Ididalam firman-Nya :
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
Artinya :”Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah.” Jikamerekaberpalingmakakatakanlahkepadamereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserahdiri (kepada Allah).” ( QS Al Imran : 64 )
Dan sebagai sarana untuk memperbaiki apa yang rusak dari kehidupan manusia baik agamanya maupun dunianya.
- Aqidah yang tetap dan kokoh, tidak pernah berubah atau diperbaiki sepanjang masa sampai hari kiamat, berbeda dengan aqidah kelompok-kelompok yang menyimpang maka hal itu menjadi suatu keharusan.
Maka setelah kita mengetahui kekhususan dari aqidah ahlus Sunnah wal Jama’ah tentunya kita harus lebih bersemangat lagi untuk mengkaji dan mengamalkan serta mendakwahkannya, sebab tidak ada jalan untuk mendapatkan petunjuk kecuali dengan berpegang teguh dengan akidah yang benar dan lurus yaitu Akidah Ahlus Sunnah wal Jama’u, dan tidak ada jalan selamat dari adzab Allah I kecuali beraqidah dengan akidahnya para Nabi dan Rasul seluruhnya.
و صلى الله على محمد و على آله و صحبه و سلم
و آخر دعوانا أن الحمد رب العالمين.
Daftar pustaka :
- Tafsir Al Qur’an Al ‘Adzim
- Syarah Ushulul i’tiqad Ahlussunnah wal jamaah
- Aqidah salaf Ash habul hadits
- Mabahits fil Aqidah
- Al Irsyad ila shahihil I’tiqad
- Majmu’ Fatawa