apa itu islam

*Sebab-Sebab Hidayah*

*Sebab-Sebab Hidayah*  (1)
Oleh: Ustadz Fariq Gasim Anuz 
Umar bin Khathab radhiallahu anhu  masuk Islam berkat karunia dan taufik Allah. Barangsiapa yang Allah berikan hidayah,  tidak ada seorang pun yang dapat menyesatkannya.
Tentu dalam proses pemberian hidayah dari Allah, ada sebab-sebab yang mengantarkan Umar mendapat hidayah. Diantaranya:
 🌷 Jiwa kepahlawanan Umar yang tidak menyukai kezaliman dan hatinya yang lembut.
Kelembutan hati didapat diantaranya dengan memelihara hewan ternak sejak kecil sebagai mana yang dilakukan Umar. Menggembala hewan ternak merupakan sarana pembinaan untuk menumbuhkan rasa empati, belas kasihan, kelembutan, cinta, kasih sayang baik kepada hewan ternak maupun kepada sesama manusia.
Kelembutan hati Umar juga dipengaruhi karena perhatiannya dalam mempelajari sastra Arab. Imam Syafi’I rahimahullah dalam nasihatnya mengatakan,
“Barangsiapa mengkaji bahasa, maka akan lembut tabiatnya.”
Umar berwatak keras bahkan sebelum masuk Islam, ia tidak segan-segan menyiksa budak perempuan yang  masuk Islam dan bersikap kasar kepada kaum Muslimin, hanya saja Umar memiliki hati yang lembut. Sebelum masuk Islam, Umar sering mengalami perang batin, antara pengagungannya terhadap ajaran nenek moyang, kesenangannya terhadap hiburan dan mabuk-mabukan dan kekagumannya terhadap ketabahan kaum Muslimin serta bisikan hatinya bahwa boleh jadi apa yang dibawa oleh Islam itu lebih mulia dan lebih baik.
Salah satu contoh kelembutan hati Umar ini diceritakan oleh saudara sepupunya, yaitu Ummu Abdullah binti Abi Hatsmah, Istri Amir bin Rabi’ah, yaitu,
“Pada saat kami bersiap-siap untuk hijrah ke Habasyah-ketika itu Amir sedang keluar rumah untuk satu keperluan- tiba-tiba datanglah Umar dan berdiri di depanku. Umar bertanya,
“Wahai Ummu Abdullah, benarkah kalian hendak pergi hijrah?”
Aku menjawab, “Ya. Demi Allah, kami akan pergi ke bumi Allah yang aman, sebab kalian selama ini menganggu dan berbuat semena-mena terhadap kami. Kami tidak akan kembali lagi sebelum Allah memberikan keamanan kepada kami.”
Umar menjawab dengan ucapan yang sungguh aneh, “Semoga Allah menyertaimu dalam perjalananmu!” Kulihat ia bersikap halus dan tampak sedih. Ketika Amir pulang, kejadian itu kuberitahukan kepadanya dan suamiku bertanya,
“Apakah engkau mengharapkan ia masuk Islam?”
Aku menjawab, “Iya, benar.”
Amir menanggapi jawabanku itu dengan mengatakan. “Ia tidak akan memeluk Islam sampai keledainya masuk Islam terlebih dahulu!” Amir mengucapkan perkataan seperti itu karena ia tahu benar siapa Umar. Umar adalah seorang yang sangat keras dan kasar terhadap kaum Muslimin.” (“Fiqhus Sirah” Muhammad Al Ghazali)
Syaikh Mahmud Al Mishri menyebutkan kisah di atas diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dengan sanad yang dhaif. (“Sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam” Juz 1 halaman 196 bagian catatan kaki).
#####
(Sumber: Buku “Kepemimpinan dan Keteladanan Umar bin Khathab radhiallahu anhu” halaman 28-30

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.